Selasa, 30 Mei 2017

BIMBINGAN & KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING

A.   PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).

1.      Pengertian Bimbingan
a)      Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki beberapa arti :
a)      menunjukkan jalan (showing the way),
b)      memimpin (leading),
c)      memberikan petunjuk (giving instruction),
d)     mengatur (regulating),
e)      mengarahkan (governing), dan
f)       memberi nasihat (giving advice).

b)      Pengertian Bimbingan Secara Terminologi
a.       Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b.      Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
c.       Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :  bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku

2.      Pengertian Konseling
1)      Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

B.   TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:
1.      Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2.      Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3.      Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4.      Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5.      Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.




pendidikan pra sekolah

Pendidikan Anak Pra Sekolah

A.    Mengenal Pendidikan Anak
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak atau pendidikan dasar pertama yaitu sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan inin juga sering dinamakan dengan pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra sekolah ini pertama kali dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari arti pentingnya mendidik anak sejak dini.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kabdungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
B.     Ciri-ciri Anak Pra Sekolah / TK
Ciri-ciri anak TK dan Prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi, dan kognitif.
·         Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
  
·         Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Patten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial :
-          Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri disekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
-          Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan.
-          Tingkah laku onlooker anak yang menghasilkan tingkah laku dengan mengamati.
-          Bermain paralel anak-anak bermain bersama berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain.
-          Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi.
-          Bermain kooperatif anak bermain dalam kelompok dimana ada organisasi.
·         Ciri Emosional Anak Prasekolah TK
Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
·         Ciri Kognitif Anak Prasekolah TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
            Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut :
a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikana kesempatan kepada anak untuk meneliti.
d)     Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan keterampilan.
e)      Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan lingkungannya.
f)       Kagumilah apa yang dibuat anak.

g)      Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

Psikologi sekolah & psikologi pendidikan

PSIKOLOGI SEKOLAH & PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A.    Pengertian Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Psikologi sekolah adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Psikologi sekolah juga berfokus pada siswa, guru, dan orang tua.
B.     Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
C.     Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas dari pada psikologi sekolah. Itulah sebabnya psikologi sekolah masih menjdai bagian dari psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisienan di dalam pendidikan sedangkan psikologi sekolah, bertujuan untuk membentuk pola pikir anak. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah pokoknya sedangkan psikologi sekolah adalah cabangnya.
D.    Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan :
-          Perkembangan siswa.
-          Proses-proses tingkah laku.
-          Hakikat dan ruang lingkup belajar.
-          Kurikulum pendidikan sekolah dasar.
-          Pendidikan membentuk watak/kepribadian.
E.     Ruang Lingkup Psikologi Sekolah :
-          Penerapan pembelajaran efektif.
-          Peningkatan mutu sekolah.
-          Pemberian pendidikan formal.
-       Pengadaan konsultasi bagi guru, siswa/i, Orangtua siswa/i, dan masyarakat sekolah.
-          Pengevalusian guru, siswa/i, orangtua siswa/i, dan administrator.

F.      Peranan & Tugas Psikologi Pendidikan :
-          Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
-          Melakukan pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
-          Melaksanakan ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
-          Melakukan penelitian aktif.
-          Mengetahui dan memahami kondisi siswanya.
-          Melaksanakan sosialisasi proses dan interaksi dengan pendayagunaan kognitif.
G.    Peranan & Tugas Psikologi Sekolah :
-          Terlibat dalam kegiatan sekolah dalam aktivitas menyehatkan.
-     Membantu pendidik dalam membuat suasana aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah yang tenang.
-    Berkonsultasi dengan guru, orangtua, administrator, tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku.
-          Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.
-   Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan.

-          Bekerja dengan berbagai masalah emosional dan akademik siswa.

Sabtu, 08 April 2017

Testimoni Psikologi Pendidikan

Mata kuliah Psikologi Pendidikan ini adalah hal yang baru yang saya dapatkan pada semester 2 ini. Disini saya belajar bagaimana pembelajaran yang baik dan benar, dan bagaimana berbahasa yan benar. Ada beberapa topik yang sudah kami pelajari, yaitu: perkembangan bahasa dan kognitif, pembelajaran, motivasi, dan banyak lagi.
Pada mata kuliah psikologi pendidikan ini kami juga telah melakukan observasi sebagaimana yang telah dianjurkan dosen. Pada saat observasi di TK kami tau bagaimana pembelajaran berlangsung pada anak-anak, dan bagaimana guru mengajarkan mereka, dan juga banyak lagi.
Di dalam kelas mata kuliah pendidikan ini juga berlangsung sangat seru. Dimana dosen meminta mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dan juga membagikan cerita mahasiswa yang berkaitan dengan topik pembelajaran yang sedang berlangsung. Dan ada juga dosen yang memberikan kami reward apabila bersedia membagikan sedikit cerita mereka.
Disini saya mendapatkan pengetahuan, dan pada mata kuliah ini juga saya bisa berbagi pengetahuan saya dengan membagikan resume-resume, serta tugas lainnya dengan memasukkannya ke blog. Dengan tugas-tugas ini pun dapat memberikan kami pemahaman yang lebih jelas. Dan saya berharap semoga dapat mengikuti dan memahami mata kuliah ini untuk kedepannya dan dapat mengaplikasikannya...


Terima kasih..

MINI PROJECT : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK PERWANIS

MINI PROJECT : PENDIDIKAN PRASEKOLAH DI TK PERWANIS
                                
TOPIK      :  (9) Ruang Lingkup Pendidikan Usia Prasekolah
 JUDUL      :   Pendidikan Anak Prasekolah di TK PERWANIS

Bobby Andrean (16.160)
M. Ridho NST (16.165)
Tamara Dwi Astari (16.178)
Putri Dina Lorenza (16.185)
Putri Dwinastiti (16.200)
Karin Dira Amira (16.222)
Ifan Lubis (16.223)



BAB 1 :  PERENCANAAN

1.1              PENDAHULUAN
Pendidikan prasekolah adalah hal yang menarik perhatian orang tua, masyarakat, dan pemerintah sebagai pengambil keputusan. Seiring berkembangnya zaman, orang tua menyadari bahwa kualitas pada masa anak-anak (early childhood), termasuk masa prasekolah, merupakan cermin kualitas bangsa di masa depan.
Pada masa kini, kebanyakan orang tua berlomba-lomba memasukkan anaknya ke sekolah secepat mungkin dengan alasan agar anak pintar lebih cepat dari anak-anak lainnya. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah kegiatan atau pendidikan yang diberikan lembaga pendidikan prasekolah masa kini sudah sesuai dengan tahapan perkembangan atau kurikulum yang semestinya?

1.2              LANDASAN TEORI
1.2.1    Sejarah dan Tokoh
Sebagai ayah pendidikan anak usia bayi, Frederich Wilhelm Froebel, sangat mempengaruhi rancangan model sekolah prasekolah di seluruh dunia masa kini. Ia menciptakan garden of children atau kindergarten (Taman Kanak-Kanak) dimana pendidikan di dalamnya perlu mengikuti sifat anak pada masa itu, yaitu bermain. Hal penting lainnya adalah dasar bagi kurikulum yang dirancang Froebel, yaitu gift (objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung), occupation(materi untuk mengembangkan berbagai keterampilan, seperti menjahit sesuai pola, membuat bentuk mengikuti pola, menggunting, menggambar, menempel dan melipat kertas, dll), nyanyian, dan permainan yang mendidik.

1.2.2    Anak Prasekolah
Menurut Biechler dan Snowman (1993), anak prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun. Snowman (1993) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi :
Ciri Fisik :
         Sangat aktif, menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri
         Kemampuan motorik kasar lebih berkembang daripada kemampuan motorik halus
         Memiliki kesulitan dalam memfokuskan pandangan pada objek kecil yang menyebabkan koordinasi tangan dan mata belum sempurna
        Anak laki-laki lebih terampil melakukan kegiatan motorik kasar, sedangkan anak perempuan lebih terampil melakukan kegiatan motorik halus

Ciri Sosial :
        Umumnya memiliki satu atau dua sahabat berjenis kelamin sama, namun cepat berganti karena anak sangat mudah menyesuaikan diri
         Kelompok bermain kecil dan tidak terstruktur
         Perselisihan sering terjadi namun tidak akan berlangsung lama, biasanya karena perebutan mainan
         Memiliki kesadaran akan gender dan sex typing

Ciri Emosional :
         Cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka dan lebih sering berperilaku               tempertantrum

Ciri Kognitif :
         Sudah terampil berbahasa dan sangat senang berbicara
         Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi sesuai dengan minat

1.2.3        Pendidikan Prasekolah
Menurut The National Association for The Education of Young Children (NAEYC), pendidikan prasekolah (early childhood education) adalah pelayanan yang diberikan dalam tatanan masa kanak awal. Fungsi pendidikan prasekolah sendiri merupakan sebagai persiapan anak untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih matang.
Menurut UU RI No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 12 (2), pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan, dan keterampilan yang melandasai pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.

1.2.4        Bermain
Menurut Bergen (1988), bermain dalam tatanan pendidikan prasekolah dapat digambarkan sebagai berikut :
       Bermain bebas ; kegiatan bermain dimana anak berkesempatan melakukan berbagai pilihan alat dan memilih bagaimana menggunakan alat tsb
    Bermain dengan bimbingan ; kegiatan bermain dimana guru memilih alat dan anak dapat memilih untuk menggunakannya dengan konsep tertentu
      Bermain dengan diarahkan ; kegiatan bermain dimana guru mengajarkan bagaimana menyelesaikan suatu tugas khusus

Melalui kegiatan bermain, guru mendapat gambaran tentang tahap perkembangan dan kemampuan umum anak. Bentuk bermain tersebut :
Bermain Sosial
Dengan bentuk seperti ini, guru dapat melihat partisipasi anak dalam suatu kegiatan bermain dan akan menunjukkan derajat partisipasi berbeda. Parten (1932) dan Brewer (1992) menjelaskan berbagai derajat partisipasi anak :
        Solitary Play ; anak bermain sendiri tanpa menghiraukan anak lainnya
        Onlooker Play ; anak hanya sebagai penonton dalam permainan tersebut
     Parallel Play ; anak menggunakan mainan yang sama atau meniru cara anak lain bermain, namun tetap bermain sendiri
        Associative Play ; anak bermain bersama namun permainan tidak terstruktur
        Cooperative Play ; anak bermain bersama dengan aturan-aturan tertentu

1.2.5    Praktik Pendidikan Anak Prasekolah
Pada tahun 1986, NAEYC meneliti isu praktik yang cocok dikembangkan pada program masa awal anak-anak. Dalam suatu studi, anak-anak yang mengikuti pendidikan prasekolah dengan praktik yang cocok menurut dokumen yang diterbitkan NAEYC memperlihatkan perilaku kelas yang lebih cocok dan kebiasaan belajar yang lebih baik (Hart & others, 1993).
KOMPONEN
PRAKTIK YANG COCOK
PRAKTIK YANG
TIDAK COCOK
Perkembangan bahasa, melek huruf, dan
perkembangan kognitif
Mendengar dan membaca cerita, bermain drama, mengikuti kunjungan lapangan, berbicara secara informal dengan anak-anak dan orang dewasa lain
Mengenal huruf tunggal, membaca alphabet, menyanyikan nyanyian alphabet, mewarnai sesuai pola, menulis huruf di atas pola yang sudah tercetak
Mengembangkan pemahaman konsep diri dengan berinteraksi dengan lingkungan, mencari solusi atas masalah konkret, mempelajari matematika, sains, ilmu sosial, kesehatan yang diintegrasikan melalui kegiatan bermakna
Pelajaran menekankan perkembangan keterampilan secara terpisah melalui ingatan. Perkembangan kognitif anak dilihat sebagai terkotak-kotak dalambidang pelajaran, dan jadwal disusun untuk setiap pelajaran itu
Perkembangan fisik
Mengembangkan otot besar melalui berlari, melompat, melakukan kegiatan di luar rumah dan direncanakan setiap hari
Peluang untuk mengembangkan otot besar terbatas karena belajar terfokus di dalam ruangan
Mengembangkan otot kecil melalui melukis, menggunting, dll
Kegiatan otot kecil terbatas pada menulis dengan pensil, mewarnai bentuk yang sudah digambar sebelumnya, dll
Perkembangan astetika dan motivasi
Mengekspresikan diri dengan seni dan musik difasilitasi oleh alat seni
Seni terdiri dari mewarnai sesuai contoh, menyanyi mengikuti arahan guru
Keingintahuan untuk memahami dunia digunakan untuk memotivasi anak untuk terlibat dalam belajar
Anak diwajibkan berpartisipasi, untuk memperoleh hadiah atau untuk menghindari hukuman
Namun semakin berkembangnya zaman juga menuntut perubahan praktik yang dilakukan oleh lembaga pendidikan prasekolah, namun tetap disesuaikan dengan tahap perkembangan anak sehingga menghasilkan perilaku yang diinginkan serta menjadi persiapan yang matang untuk anak masuk ke kelas satu.

ALAT/BAHAN
Kamera
Notes
Pulpen

1.4 Analisa Data
            Data di peroleh melalui kegiatan observasi langsung di lembaga pendidikan prasekolah yang telah di tentukan. Data yang telah di peroleh akan diolah sesuai dengan teori pendidikan anak pra sekolah.

1.5 SAMPEL PENELITIAN DAN LOKASI PENGAMBILAN DATA
            Sampel : Siswa dan guru kelas TK A di TK Perwanis
            Tempat : TK PERWANIS Jln. Sei Batang serangan No. 4 Medan


JADWAL PELAKSANAAN
URAIAN
TANGGAL
Diskusi pemilihan topik
10 maret 2017
Diskusi pemilihan judul
17 Maret 2017
Observasi
23 Maret 2017
Pengolahan data
6 April 2017
Diskusi kelompok
6 April 2017
Pembuatan poster
8 April 2017
Posting Blog
9 April 2017

 BAB 2 : PELAKSANAAN
SISTEMATIS PELAKSANAAN PENELITIAN
10 Maret 2017 : Diskusi pemilihan topik
17 Maret 2017 : Diskusi pemilihan judul dan teori
23 Maret 2017 : Observasi
06 April 2017 : Pengolahan Data
06 April 2017 : Diskusi kelompok
08 April 2017 : Pembuatan poster
09 April 2017 : posting blog

BAB 3 : LAPORAN DAN EVALUASI
Laporan
1.      Jadwal Kegiatan (kamis 23 Maret 2017)
08.30 - 09.40 : Sesi kelas pertama
09.40 – 10.00 : Istirahat, Bermain bersama diluar kelas, cuci tangan dan berdoa
10.00 – 10.15 : makan bersama di dalam kelas
10-.15 – 11.00 : Sesi kelas kedua, Pulang
2.      Sistematika Observasi
·         Kelompok tiba di TK Perwanis pukul 08.30. anak anak sedang melangsungkan sesi kelas pertama.

·         Pukul 09.00 anak anak sedang mengerjakan soal yang ada di buku berupa mencocokan gambar satu dengan yang lain dan melukis.

Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak.

Pukul 09.40 anak-anak selesai sesi kelas pertama. Anak-anak diizinkan bermain di taman sekolah hingga pukul 10.00.



Pukul 10.00 anak-anak masuk ke kelas masing-masing dan makan bersama, sebelum makan mereka baca doa bersama. Kelompok menemani anak-anak makan sampai selesai.
Kelas yang berisi 15 orang, namun yang hadir hanya 12 orang pada hari Kamis, 23 Maret 2017. Kelas dipimpin oleh satu orang guru, yaitu Ibu Halimah. Kelas berukuran kurang lebih 5x5 m dengan tiga meja besar. Dinding kelas diisi dengan hasil karya anak-anak.
Setelah selesai makan, anak-anak membaca doa. (1) Bu Halimah membagikan puzzle kepada masing-masing anak. (2) Setelah selesai memasang puzzle Bu Halimah memanggil satu-satu anak untuk membaca iqra. (3) Setelah membaca iqra anak-anak menghitung dengan menggunakan tiga bahasa, yaitu; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab.
           
Beberapa anak yang mendapat perhatian khusus dari guru adalah:
1.      A : sulit menangkap pelajaran dan sulit berkonsentrasi
2.      O : lebih muda dari teman-teman yang lain sehingga belum terlalu jelas dalam berbahasa
3.      Z : lebih aktif

Pukul 11.00, anak-anak pulang. Jika anak-anak belum dijemput orang tuanya, mereka tidak diizinkan keluar dari halaman sekolah. Selagi menunggu orang tuanya, anak-anak diizinkan menghabiskan bekal makanan atau bermain.
A dan K bermain mobil-mobilan. AT hanya melihat mereka bermain. Dan yang lainnya bermain di taman.



 EVALUASI
            Kegiatan prasekolah menurut dasar kurikulum Froebel :
·         Gift : objek yang dapat dipegang dan digunakan anak sesuai instruksi guru, sehingga anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran, warna, dan menghitung. Anak-anak di TK Perwanis sudah menggunakan objek langsung.
·         Occupation : materi untuk mengembangkan keterampilan, seperti memasang puzzle, menghitung, menggambar, dan membuat bentuk mengikuti pola, dll. Anak-anak di TK Perwanis sudah memenuhi dasar kurikulum ini.
·         Nyanyian : anak-anak di TK Perwanis menggunakan nyanyian di dalam kelas dan menghitung dengan nyanyian.

Kegiatan prasekolah dilihat dari pemenuhan perkembangan fisik, kognitif, dan sosioemosional :
·         Fisik : anak-anak di TK Perwanis berolahraga kecil dan menari sebelum masuk kelas. Selain itu, anak-anak pada saat istirahat diizinkan bermain, berlari, melompat, memanjat bersama dengan teman-temannya.
·         Kognitif : anak-anak di TK Perwanis melatih kognisi dengan melalui hafalan iqra, huruf, dan angka.
·         Sosioemosional : anak-anak di TK Perwanis melatih perkembangan sosioemosional melalui kegiatan bermain dengan teman-temannya. Mereka dilatih untuk berinteraksi dan menyesuaikan emosi mereka di lingkungan sekolah.


TESTIMONI
            Muhammad Ridho Nst (16-165)
            Menurut saya, tugas observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mendapat pelajaran baru dan suasana baru. Saya bisa mengenal anak anak TK yang ramah dan baik dan juga guru guru TK ramah, saya banyak mengambil pelajaran dari lingkunag TK.

Tamara Dwi Astari (16-178)
            Menurut saya, tugas observasi kecil ini adalah hal yang baru dan merupakan tugas yang menyenangkan bagi saya, karena disini kami menggunakan anak-anak sebagai penelitian lucu dan menerima kelompok kami dengan sangat ramah dan baik. Sehingga membuat kelompok merasa ingin bermain lagi dengan mereka. Dan disisni saya tau bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak tersebut.
           
Putri Dina Lorenza (16-185)
            Menurut saya observasi ini sangat menyenangkan saya bisa mengenal lingkungan TK dan anak anak TK yang bermacam ragam, saya jadi mengerti bagaimana pola perkembangan pembelajaran di TK.
            Putri Dwinastiti (16-200)
            Menurut saya, observasi ini cukup menyenangkan disamping saya bisa mengenal anak TK yang menyenangkan, ditambah dengan guru yang ramah, dan saya memetik pelajaran dari TK ini dan mengerti bagaimana proses pembelajaran pada anak-anak.
Karin Dira Amira (16-222)
            Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan, karena pada kesempatan ini saya menemukan hal-hal baru yang tidak biasanya saya temukan. Pada saat itu, saya banyak belajar tentang bagaimana cara kuta memperlakukan anak agar anak tersebut dapat memahami pelajaranya, dari situ saya belajar untuk melatih kesabaran saya terhadap anak-anak, dan melatih jiwa bersosialisasi saya dengan anak-anak.
           


Ifan Lubis (16-223)
            Menurut saya, tugas observasi ini adalah tugas yang menyenangkan karena saya dapat mengenal anak anak TK yang memiliki bermcam sifat, guru guru yang ramah juga lingkungan TK yang menyenangkan.

POSTER

LAMPIRAN




Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Patmonodewo, DR. Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Papalia, Diane E., Olds Sally Wendkos, Feldman Duskin Ruth. 2008. Human Development Edisi 10 Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
Santrock, John W.. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1,University of Texas at Dallas. Jakarta : Erlangga
Hurlock, Elizabeth B.. 1980. Developmental Psychology : A Life-Span Approach, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga