Selasa, 30 Mei 2017

BIMBINGAN & KONSELING

BIMBINGAN DAN KONSELING

A.   PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara etimologis, bimbingan dan konseling terdiri atas dua kata yaitu “bimbingan” (terjemahan dari kata “guidance”) dan “konseling” (diambil dari kata “counseling”). Dalam praktik, bimbingan dan konseling merupakan satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan. Keduanya merupakan bagian yang integral (Tohirin, 2011: 15).

1.      Pengertian Bimbingan
a)      Pengertian Bimbingan Secara Etimologi
Menurut Winkel dalam Tohirin (2011: 15-16) istilah “bimbingan” merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Kata “guidance”yang kata dasarnya “guide”memiliki beberapa arti :
a)      menunjukkan jalan (showing the way),
b)      memimpin (leading),
c)      memberikan petunjuk (giving instruction),
d)     mengatur (regulating),
e)      mengarahkan (governing), dan
f)       memberi nasihat (giving advice).

b)      Pengertian Bimbingan Secara Terminologi
a.       Miller (1961) dalam Surya (1988), menyatakan bahwa bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin, 2011: 16-17).
b.      Selanjutnya Surya (1988) mengutip pendapat Crow & Crow (1960) menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang memiliki pribadi baik dan pendidikan yang memadai, kepada seseorang (individu) dari setiap usia untuk menolongnya mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri (Tohirin, 2011: 17).
c.       Menurut Stoops mengemukakan bimbingan adalah suatu proses terus – menerus dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai kemampuansecara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar – besarnya bagi dirinya maupun masyarakatnya. (kutipan Djumhur dan M. Surya 1975).

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa BIMBINGAN berarti :  bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku

2.      Pengertian Konseling
1)      Pengertian Konseling Secara Etimologi
Istilah konseling diadopsi dari bahasa Inggris “counseling” di dalam kamus artinya dikaitkan dengan kata “counsel” memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan (to take counsel). Berdasarkan arti di atas, konseling secara etimologis berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran (Tohirin, 2011: 21-22).

Kesimpulan yang dapat diambil mengenai pengertian KONSELING adalah kontak atau hubungan timbal balik antara dua orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang berguna bagi klien (siswa).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Bimbingan dan Konseling (BK) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

B.   TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan dan konseling di sekolah:
1.      Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2.      Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki, dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan dinamis.
3.      Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan tersendirimbagi dirinya sendiri.
4.      Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada pada diri mereka.
5.      Untuk dapat mewujudkan diri sendiri.
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat mewujudkan dirinya sendiri.




pendidikan pra sekolah

Pendidikan Anak Pra Sekolah

A.    Mengenal Pendidikan Anak
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak atau pendidikan dasar pertama yaitu sekolah dasar (SD). Sistem pendidikan inin juga sering dinamakan dengan pendidikan usia dini atau PAUD. Sistem pendidikan pra sekolah ini pertama kali dikenal oleh masyarakat ketika mereka mulai menyadari arti pentingnya mendidik anak sejak dini.
Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kabdungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
B.     Ciri-ciri Anak Pra Sekolah / TK
Ciri-ciri anak TK dan Prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi, dan kognitif.
·         Ciri Fisik Anak Prasekolah atau TK
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
  
·         Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Patten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial :
-          Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri disekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
-          Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan.
-          Tingkah laku onlooker anak yang menghasilkan tingkah laku dengan mengamati.
-          Bermain paralel anak-anak bermain bersama berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain.
-          Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi.
-          Bermain kooperatif anak bermain dalam kelompok dimana ada organisasi.
·         Ciri Emosional Anak Prasekolah TK
Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
·         Ciri Kognitif Anak Prasekolah TK
Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
            Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut :
a)      Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b)      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c)      Berikana kesempatan kepada anak untuk meneliti.
d)     Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan keterampilan.
e)      Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan lingkungannya.
f)       Kagumilah apa yang dibuat anak.

g)      Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

Psikologi sekolah & psikologi pendidikan

PSIKOLOGI SEKOLAH & PSIKOLOGI PENDIDIKAN

A.    Pengertian Psikologi Sekolah
Psikologi sekolah merupakan bagian dari psikologi pendidikan. Psikologi sekolah adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari perilaku dan proses mental di lingkungan sekolah. Psikologi sekolah juga berfokus pada siswa, guru, dan orang tua.
B.     Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
C.     Perbedaan Psikologi Sekolah dan Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan memiliki cakupan yang lebih luas dari pada psikologi sekolah. Itulah sebabnya psikologi sekolah masih menjdai bagian dari psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisienan di dalam pendidikan sedangkan psikologi sekolah, bertujuan untuk membentuk pola pikir anak. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah pokoknya sedangkan psikologi sekolah adalah cabangnya.
D.    Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan :
-          Perkembangan siswa.
-          Proses-proses tingkah laku.
-          Hakikat dan ruang lingkup belajar.
-          Kurikulum pendidikan sekolah dasar.
-          Pendidikan membentuk watak/kepribadian.
E.     Ruang Lingkup Psikologi Sekolah :
-          Penerapan pembelajaran efektif.
-          Peningkatan mutu sekolah.
-          Pemberian pendidikan formal.
-       Pengadaan konsultasi bagi guru, siswa/i, Orangtua siswa/i, dan masyarakat sekolah.
-          Pengevalusian guru, siswa/i, orangtua siswa/i, dan administrator.

F.      Peranan & Tugas Psikologi Pendidikan :
-          Menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
-          Melakukan pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
-          Melaksanakan ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
-          Melakukan penelitian aktif.
-          Mengetahui dan memahami kondisi siswanya.
-          Melaksanakan sosialisasi proses dan interaksi dengan pendayagunaan kognitif.
G.    Peranan & Tugas Psikologi Sekolah :
-          Terlibat dalam kegiatan sekolah dalam aktivitas menyehatkan.
-     Membantu pendidik dalam membuat suasana aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah yang tenang.
-    Berkonsultasi dengan guru, orangtua, administrator, tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku.
-          Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan.
-   Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan.

-          Bekerja dengan berbagai masalah emosional dan akademik siswa.